BECAUSE OF RAIN
Cast : -Park
min young
-Jo Kwangmin (Boyfriend)
-Jung Se Ji
-Jo Youngmin (Boyfriend)
-No Minwoo Boyfriend
Genre : -Romance
-Sad ending
ATTENTION!! : FANFICTION INI MILIK SAYA DAN HASIL JERIH PAYAH(?) SAYA SENDIRI JADI JANGAN COPAS TAPI KALO ADA YANG BACA/?
MAAF JIKA ADA KESAMAAN CERITA ATAU TOKOH ATAU TEMPAT KEJADIAN, SAYA MOHON MAAF SEKIAN DARI SAYA.
{Prolog}
Kalau saat
itu tidak hujan...
Apakah aku
akan bertemu denganmu?
Kalau saat
itu tidak hujan...
Apakah kau
akan ada disampingku saat ini?
Apakah ini
semua salahnya Hujan?
Hujan itu
baik atau buruk?
Hujan...apakah
hujan menjadi takdir pertemuan diantara kita?
Tapi, hujan
juga bisa menjadi jurang pemisah antara kita... kau tahu?
-Author
POV-
“Yeoboseyo? Se Ji....mau kah kau ke stasiun dan membawakan
payung untukku? Ah...kau masih bekerja..oke baiklah...ya ya..maaf
mengganggumu...selamat bekerja”
Terlihat
seorang yeoja menutup handphone nya sambil mendesah di ujung sana.
Yeoja itu
terlihat kebingungan karena tidak membawa payung, sedangkan di luar sana
hujan...
Ya...yeoja
itu..Park Min young, ia lupa membawa payung karena terburu-buru saat akan berangkat
bekerja tadi pagi.
“aku benci
hujan...orang-orang jadi sulit beraktivitas ketika hujan...sebaiknya hujan
ditiadakan!” omel yeoja itu sendirian.
“tapi kalau
hujan ditiadakan, makhluk hidup bisa saja mati kekeringan, ah...dan aku pernah
baca suatu cerita tentang hujan yang mendatangkan cinta”
Tiba-tiba
seorang namja yang mengenakan jas coklat, topi coklat dan kacamata hitam itu
memotong omelan Min Young
“siapa kau?”
tanya Min Young kepada namja itu
“tadi aku
melihat kau sedang marah-marah sendirian, ku kira itu pasti karna kau tidak
membawa payung, ternyata benar dugaanku... dan kau malah menyalahkan
hujan...dasar perempuan” kata namja itu sambil mendekati Min Young
“apa maumu?”
tanya Min Young sinis
“hey,,,tenang...aku
bukan orang jahat, aku bermaksud baik ingin meminjamkan payungku
kepadamu...kebetulan aku bawa mobil dan tidak membutuhkan payung...ini” kata
namja itu sambil menyodorkan sebuah payung berwarna biru langit itu.
“ah...tidak
perlu, aku bisa menunggu hujan reda”
“hari sudah
gelap...tak baik seorang yeoja pulang malam-malam” kata namja itu lagi
“hmm..baiklah..
tapi kapan aku bisa mengembalikannya?”
“kapan saja,
Tto manayo” kata namja itu lalu pergi
Namja itu
terlihat tidak mencurigakan & baik di mata Min Young, makanya ia dengan
mudah menerima payung yang ditawarkan oleh namja itu.
“ah” Min Young
menemukan sebuah kertas yg diikat dipayung itu
‘Jo
Kwangmin’? apakah ini nama namja itu?
Batin Min
Young sambil membuka payung itu,meninggalkan stasiun dan pulang ke apartemen
nya
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Saat tiba di
apartemennya, Min Young disambut oleh permintaan maaf Se Ji yg tidak bisa
menjemputnya di stasiun karna ia juga baru pulang bekerja.
“Min
Young...mianhae, aku tidak bisa menjemputmu...aku baru pulang
bekerja...toko ku ramai sekali tadi...maaf kan aku ya..”
“Ne...Gwaenchanaeyo,
aku tidak marah kok”
Se Ji,
adalah teman Min Young sejak masih balita, kini mereka tinggal bersama di
apartemen, mereka selalu bersama dari TK,SD,SMP,SMA, tetapi saat bekerja,
mereka mengambil pekerjaan yang berbeda, Min Young yang bekerja sebagai asisten
Designer ternama di korea selatan dan Se Ji yang memilih membuka sebuah toko
roti. Dan namanya sudah terkenal di hampir seluruh Seoul bahkan korea selatan.
“ah...kau
benar-benar sahabat yang baik, Park Min Young...hey, kau kan tidak membawa
payung... tadi kau pulang menggunakan apa?” tanya Se Ji
“tadi, ada
orang yang meminjamkan payung kepadaku”
“apakah dia
seorang Namja?”
“Ne...tapi
tenang saja...dia kelihatannya baik” jawab Min Young, tak ingin sahabatnya itu
khawatir
“tapi kau
tetap harus hati-hati Min Young, semua namja terlihat baik di dunia ini, hanya
saja, mereka belum menunjukkan taring dan cakarnya! Kau harus tetap
hati-hati...ingatlah selalu perkataanku”
“kau
benar-benar seperti eomma ku, haha... sudahlah, hari ini kita makan apa?”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Paginya, hujan & angin berhembus dengan deras sekali, bahkan Se Ji yang
harusnya berangkat sejak tadi masih di apartemen sampai sekarang, menunggu
hujan agak sedikit reda.
“Yak! Kenapa
harus turun hujan di saat-saat seperti ini?! Apa lapisan Troposfer tidak tahu
kalau hari ini aku ada meeting penting? Biar aku beritahu kau nanti!!.” Omel Se
Ji sambil mengetuk jendela menunjuk ke arah langit
“sudahlah,
anggota meeting penting mu itu pasti juga sedang mengalami masalah dengan
hujan, kalau kau telat, itu bukan karena kesalahanmu kan? Aku yakin mereka juga
pasti akan datang terlambat. Sudah ya... Mister Kim sudah meledak menyuruhku
agar segera datang ke studio, Bye” kata Min Young yang lalu menghilang di balik
pintu
“Yak! Kau
nekat keluar?! Hujan angin diluar sana sangat deras! YAK, PARK MIN YOUNG!!”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
-Author
POV end-
-Park Min
Young POV-
Kenapa
Mister Kim tega menyuruh anak muda sepertiku datang ke studio di pagi hari di
saat hujan angin turun sangat deras, ah...kenapa juga aku mau?! Bodohnya aku...
Aku pergi ke
stasiun bawah tanah dengan jalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh dari
apartemenku.
Dan aku
menggunakan payung milikku dan membawa payung yang dipinjamkan namja yang
kemarin ku temui di Stasiun.
“AAAAHHH!!!!
Bajuku basah semua! Aku bisa dimarahi oleh Mister Kim kalau begini caranya!”
gerutuku sambil mencari tempat berteduh sementara.
Lalu aku
menemukan sebuah tempat berteduh dibawah toko kosong yang di depannya dipenuhi
banyak orang yang juga sedang berteduh.
Saat aku
sedang berdiam diri sambil membaca sebuah Novel, tiba-tiba seseorang menabrakku
dan membuat tas dan novel yang sedang aku baca terjatuh
“ah..Mianhae,
jeongmal mianhae” kata orang yang ternyata seorang namja itu sambil
mengambilkan tas dan novel ku yang tadi terjatuh
“Gwaenchanaeyo...Kangsahamnida”
Aku sepertinya tidak asing dengan wajah Namja ini
Aku seperti
pernah bertemu namja ini...dimana ya?
“hmm...maaf,
apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku sambil mengambil tas dan novelku
dari tangan namja itu
“jinjja? Kurasa
tidak...” kata namja itu sambil mengeluarkan kacamata hitam dari kantung jasnya
Ah...ya, aku
baru mengingat wajahnya ketika ia mengenakan kacamata hitam itu...
“ya...kau namja yang meminjamkan aku
payung di stasiun kemarin kan? Masa kau tidak ingat? Ini
Payungmu aku kembalikan, jeongmal
Kangsahamnida ne...” kataku sambil mengeluarkan payung yang kemarin dipinjamkan
oleh namja ini
“ah...ini payungnya kwangmin,
kelihatannya kau salah orang, mungkin yang kemarin kau temui adalah adikku Jo
Kwangmin, aku Saudara Kembarnya, Jo Youngmin” kata Namja yang ternyata bernama
Jo Youngmin itu sambil menjulurkan tangannya
“Oh...ne...maafkan aku karena telah
salah mengenal orang, maaf ya, Namaku Park Min Young, kemarin adikmu
meminjamkan payung kepadaku di stasiun bawah tanah” balasku sambil menjabat
tangannya
“Baik, akan aku sampaikan payung ini
kepada Kwangmin, dan....ah sial, aku lupa membawa kartu namaku,hmm...ini saja
ya, kartu nama Adikku” kata Namja itu sambil mengeluarkan sebuah kartu nama
dari saku celananya.
“ooh...ne, maaf merepotkan”
“aniyo...kau mau ke stasiun bawah
tanah? Kebetulan aku ingin ke sekitar sana, mau aku antar?”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
-Park Min Young POV end-
-Author POV-
Setibanya di
studio, Min Young langsung kena omelan Mister Kim, yah...kepalanya yang botak
mulus itu terlihat hampir meledak hanya karena menunggu kedatangan Min Young.
Setelah
waktunya selesai bekerja, hujan malah datang mengguyur Seoul lagi.
Min Young
hanya duduk-duduk di sebuah cafe, lalu ia teringat akan kartu nama yang
diberikan oleh Jo Youngmin tadi.
ia mengeluarkan
kartu nama itu dari tasnya dan membacanya
Jo
Kwangmin
096-130-274-225
Sebenarnya,
Min Young ingin sekali berterima kasih kepada Jo Kwangmin karena sudah
meminjamkan Payungnya saat itu, lalu sesuatu terbesit dikepala Min Young
‘aku kan
punya nomernya, apa aku hubungi saja dia, ya?’ batin Min Young.
Saat sedang
termenung, tiba-tiba ponsel Min Young bergetar.
TRRRR
TRRRR
“Yeoboseyo,
Se Ji...ada apa?” tanya Min Young kepada Se Ji dari handphone nya
“Min Young,
a..aku butuh bantuanmu...uhuk uhuk”
“yak! Kau
Flu? Biar kutebak, pasti tadi pagi kau juga nekat keluar apartemen! Kau kan
sudah dewasa, tetap saja tingkahmu seperti anak kecil! Sudah tahu kau ini orang
yang mudah sakit. Aku kan sudah pernah bilang, jangan pernah keluar rumah
ketika hujan deras. Kalau aku kan tidak mudah sakit sepertimu, Kesehatanmu jauh
lebih penting dari meeting-mu itu!”
“iya...iya...
maafkan aku eomma ke-2 ku...”
“aku akan
pulang sesegera mungkin” kata Min Young yang lalu memutuskan hubungan.
Saat hendak
keluar cafe, Min Young baru sadar, payungnya tertinggal di meja Mister Kim,
“ck! Betapa
Ppabo-nya aku ini!!! Aku harus segera pulang, kasihan Se Ji...”
Saking
khawatirnya Min Young taerhadap Se Ji, akhirnya Min Young memutuskan untuk lari
menerobos hujan.
Tapi saat
Min Young menyebrang jalan...
CKIIIITTT
“KYYAAAA!!!”
Sebuah mobil
yang sedang melaju dan sepertinya tidak melihat warna lampu lalu lintas itu
hampir saja menabrak Min Young, lalu sang pengendara pun keluar dari mobil itu
dan datang menghampiri Min Young
“ah...maafkan
aku, silahkan masuk ke mobilku dulu, kau basah kuyup” kata orang itu, tapi Min
Young tidak bisa mendengar apa yang orang itu katakan karena hujan yang sangat
deras saat itu, tapi Min Young mengikuti orang itu menuntun Min Young ke
mobilnya.
Di dalam
mobil, orang yang ternyata seorang Namja itu memberikan banyak tissue ke Min
Young agar ia bisa mengeringkan wajahnya yang basah.
“Hey, kau
tak apa kan? Maafkan aku karena hampir menabrakmu tadi, hujan begitu deras
sehingga aku tak bisa melihat warna dari lampu lalu lintas itu...mianhae!” kata
Namja itu.
Tapi Min
Young masih diam dan tidak berbicara
“Hey...kau
tak apa?” Kata Namja itu lagi sambil mencoba melihat wajah Min Young yang
tertutup rambut lurus panjangnya itu.
“YAK! APA
KAU GILA?! KAU HAMPIR SAJA MEMBUAT NYAWAKU MELAYANG! BISA MENYETIR TIDAK SIH!?
PASANG MATAMU SAAT BERKENDARA! KAU MABUK?! WAJAHMU MASIH MUDA TAPI SUDAH
MABUK-MABUKAN! MAU JADI APA NEGARA INI KALAU ANAK MUDANYA SEPERTI INI?!!!”
tiba-tiba saja Min Young menaikkan
kepalanya dan marah-marah kepada Namja dihadapannya yang terlihat sangat shock
itu.
“A...aku
tidak mabuk, aku kan sudah bilang, hujan begitu deras sehingga aku tak dapat
melihat warna lampu lalu lintas itu, Mianhae! Aku akan melakukan apapun katamu
asal kau memaafkan ku”
“Hey,
tunggu...aku sepertinya pernah melihat wajahmu, apa kita pernah bertemu?” Kata
Min Young yang sepertinya mengenal wajah Namja yang hampir menabraknya itu
“hmm...bukankah
kau Yeoja yang aku pinjamkan payung di stasiun bawah tanah kemarin malam? Iya
kan?”
“ah...jadi
kau Jo Kwangmin?” tebak Min Young
“darimana
kau tahu namaku?” kata Namja yang ternyata bernama Jo Kwangmin itu
“tadi pagi
aku bertemu kakakmu, Jo Youngmin, dan menitipkan payung yang kau pinjamkan
padaku kemarin, Terima Kasih ya, entah akan jadi apa aku kalau kau tidak
meminjamkan payung mu kepadaku kemarin...Terima kasih” kata Min Young sambil
menundukkan kepalanya
“Yeoja aneh,
semenit yang lalu kau marah-marah seperti orang gila dihadapanku, dan semenit
kemudian kau berterima kasih seperti orang kelaparan yang mendapatkan sebutir
nasi”
Min Young
merasa sangat marah mendengar kata-kata Kwangmin, lalu ia berkata
“Yak! Kau
juga aneh! Semenit yang lalu kau meminta maaf seperti seorang budak yang telah
memecahkan sebuah guci mahal dan akan melakukan apapun agar dimaafkan, dan
semenit kemudian kau bertingkah sangat sombong seperti anak kecil yang
menyombongkan mainan barunya kepada teman-temannya!”
“MWO?! Aku
yakin sekali seumur hidupmu pasti kau tidak pernah mempunyai Namjachingu!
Mulutmu itu seperti nenek-nenek yang kehilangan giginya!”
“Yak! Kau!
Asal kau tahu, kau itu seperti kakek-kakek pikun yang lupa dimana ia menaruh
gigi palsunya! Kau seperti anak adopsi! yang bersikap baik kepada orang tua
yang mengadopsinya dan berubah menjadi anak berandalan yang bisa bertingkah dan
berkata seenaknya!”
“Kau tidak
konsisten sekali, tadi kau mengatai aku kakek pikun,anak adopsi, lalu
berandalan! Kalau begitu, kau adalah nenek cerewet,Yeoja adopsi,dan Yeoja
Beran...”
TIIIIIINNN
TIIIIINNN TIIIINNN
Di tengah
hujan yang sangat deras itu, mereka mendengar suara klakson mobil yang sangat
kencang, saat Kwangmin melihat ke kaca spionnya, ia melihat banyak sekali
kendaraan di belakang mobilnya.
Ternyata
pertengkaran mereka di dalam mobil Kwangmin yang sejak tadi diam di tengah
jalan itu, membuat Macet yang sangat panjang.
Sadar telah
membuat kemacetan, Kwangmin pun segera menjalankan Mobilnya.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Sesampainya
di Apartemen, Min Young langsung menyerbu masuk ke kamar Se Ji dan melihatnya
terbaring lemas di kasur dan langsung memberikan obat dan mengompres dahinya.
Min Young
baru ingat, ia belum memberitahu ibu Se Ji kalau Se Ji sedang sakit sekarang.
Lalu ia
masuk ke kamarnya untuk mengambil handphonenya, tapi...
“yak! Dimana
tasku? Di ruang tengah tidak ada,di kamarku tidak ada, di kamar Se Ji tidak
ada, dimana-mana tidak ada!”
Lalu, Min
Young mencoba menghubungi handphone nya mnggunakan handphone Se Ji
Tuuut...Tuuut...Tuuut
“Yeoboseyo?”
Seseorang yg
teredengar seperti seorang Namja mengangkat telp. Yang ditujukan kepada
handphone Min Young.
“Siapa kau?
Kenapa kau bisa menjawab telponku? Kapan kau mencuri handphone dan tas ku?!”
teriak Min Young panik sambil berjalan ke arah ruang tengah apartemennya agar
tidak mengganggu tidur Se Ji
“ah...kau
nenek cerewet,”
Su...suara
ini.. “Kau...kakek Pikun! Jo
Kwangmin! Kembalikan Tas dan Handphone ku!”
“Hey! Aku
tidak mencurinya, kau yang meninggalkannya di mobilku! ketika aku sampai di
depan apartemenmu itu, kau langsung keluar dari mobilku bahkan tanpa berkata
‘selamat tinggal’ sangat tidak sopan”
“aku kan
sedang panik karena sahabatku sedang butuh bantuanku! Aku mohon...dimana
rumahmu? Biar aku yang kesana dan mengambil tas ku, aku mohon Jo Kwangmin” kata
Min Young memelas
“oh...kau
orang yang sangat setia kawan ya, karna kau sedang membantu sahabatmu itu, biar
aku yang kesana”
“aah...tidak
per...”
TIIIIIINNNGGG
TIIIIINNNNGGGG
Terdengar
bel berbunyi 2 kali di depan pintu apartemen Min Young
“aish...siapa
itu?”
Saat Min
Young membuka pintu,
“Annyeong”
“Kwang...Kwangmin....darimana
kau tahu aku tinggal disini?”
“itulah
sebabnya di dunia ini ada yang disebut dengan ‘bertanya’ dasar, nenek cerewet
yang bodoh,”
“Jukolle?!
(mau mati?!)”
“selain
cerewet kau juga galak! Hey, ayolah...aku sudah susah payah mengantarkan Tas mu
kesini, masa tidak dipersilahkan masuk?”
“ah, aku
lupa... silahkan masuk” kata Min Young sambil mempersilahkan Kwangmin masuk
Di dalam,
Min Young memberikan teh hangat kepada Kwangmin dan duduk di sampingnya, lalu
Min Young mulai membuka sebuah percakapan
“umurmu
berapa?” tanya Min Young
“apa itu
penting? Kenapa? Kau suka padaku?” jawab Kwangmin sambil menyeruput teh yang
diberikan Min Young
”apa?!
Kenapa kau bisa berpikir kalau aku suka kepadamu?! Aku hanya bertanya, agar
bila kau lebih tua dariku, aku tidak bicara informal kepadamu seperti ini”
”aku tidak
yakin kau memiliki kosakata bahasa yang formal, kau kan nenek cerewet yang juga
galak”
“Yak!
Sudahlah, jangan memancing emosiku! Tinggal menjawab pertanyaanku saja, kenapa repot
sekali buatmu?!”
“memang kau
sedang menstruasi? Huh” kata Kwangmin
“kalaupun
iya, apa itu penting bagimu?!” jawab Min Young dengan marah
“kurasa kau
tidak sedang menstruasi”
“terserahmu
saja, hey...kau belum menjawab pertanyaanku”
“umurku
23thn, kalau kau?”
“hah,kebetulan
sekali...umur kita sama”
“benarkah?
Aku tidak yakin, karena kau terlihat seperti nenek-nenek sedangkan aku awet
muda seperti berumur 16thn” kata Kwangmin sambil menyeruput tehnya lagi
“berhenti
memanggilku nenek-nenek! Kau tinggal dimana? Dimana rumahmu?” tanya Min Young
lagi
“disini”
“apa?” tanya
Min Young
“aku juga
tinggal di apartemen ini bersama Hyung, apa itu masalah buatmu? Memang
apartemen ini punya buyut mu? Kenapa kau terlihat shock sekali saat aku bilang
kalau aku juga tinggal disini?”
“hah? Di
lantai berapa?”
“satu lantai
dibawahmu...di lantai 5”
“a...apa?!
lalu kenapa tadi kau bilang, kau sudah susah payah membawa tas ku kesini
padahal tempatmu hanya....satu lantai dibawahku?!”
“karna kau
Bo.Doh, haah~ sudahlah, aku mau tidur...selamat malam” kata Kwangmin lalu
keluar dari apartemen Min Young
Dasar,
Namja itu! Akan kubunuh dia! Berani sekali dia mengatai aku sepanjang malam
ini?!
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
Saat akan
tidur, aku mendapatkan pesan masuk di handphone ku,
From :
Kwangminnie
Subject :
aku lupa bilang!
‘Jal
Jayo’ (selamat tidur)
Hah?
Kwangminnie? Aku tidak pernah menyimpan nomer orang itu, apalagi dengan nama
‘Kwangminnie’ pasti dia yang menyimpannya saat Tas dan Handphone ku ada padanya.
Haaah...sudahlah...aku
lelah bertengkar terus dengannya.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Paginya, Min
young mendapatkan surat dari Se Ji yang ditempelkannya di kulkas dan
memberitahu bahwa ia sudah berangkat kerja dan ia berterima kasih karena Min
young sudah merawatnya kemarin malam.
Setelah itu Min
young segera mandi,sarapan dan segera berangkat kerja.
Saat Min Young
sampai di depan apartemennya, ia bertemu dengan Kwangmin
“Hey,
nona Park Min Young, Selamat Pagi. butuh tumpangan ke tempat kerja?” sapa
Kwangmin
“tidak,
Terima Kasih” jawab Min Young
“yakin?”
“tentu
sa...”
Belum
sempat Min Young melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba saja hujan turun dengan
deras dan terpaksa Min Young harus menaiki mobil Kwangmin
“katanya
tidak butuh tumpangan?” kata Kwangmin
“hmm...sekarang
aku butuh,”
“Eotte...kau
bekerja dimana?” tanya Kwangmin
“Kau tahu
Kim Dong Hyun?”
“Desainer
itu? Tahu...apa hubungannya dengan pekerjaanmu?”
“Aku
asisten nya” jawab Min Young
“oh...Studionya
dekat dengan kantor agency ku, kebetulan sekali”
“hah?
Memang apa pekerjaanmu?”
“kau
tidak pernah membaca majalah? Aku ini kan model super terkenal di korea
selatan, benar-benar kau ini”
“oh...model”
“kenapa?”
tanya Kwangmin
“Ah! jinjja?
aku tidak pernah melihatmu di majalah” kata Min Young
“memang
majalah apa yang kau baca, hah?”
“majalah
memasak, ahahahaha” jawab Min Young sambil tertawa
“ada-ada
saja kau,” kata Kwangmin yang juga ikut tertawa sambil mencoba memukul pundak
Min Young, tapi meleset dan tangannya jatuh ke tangan Min Young
Lalu
mereka sempat bertatap mata beberapa detik, dan keduanya saling salah tingkah
“eung..i..itu..maaf”
kata Kwangmin
“Gwaechanaeyo”
“kau
pulang bekerja jam berapa? Biar aku jemput” tawar Kwangmin
“ah,
tidak perlu...aku selalu saja merepotkanmu, jadi tidak usah” tolak Min Young
“aniyo...kau
tidak merepotkanku, aku juga sedang membutuhkan teman, jadi kau pulang jam
berapa?”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Sudah
hampir sebulan Min Young mengenal Kwangmin,
Mereka
selalu berangkat kerja bersama dan pulang bersama
Bahkan
mereka pernah beberapa kali pergi ke suatu tempat bersama
Hal itu
tentu membuat mereka makin dekat, bukan?
Malam
ini, seperti hari-hari sebelumnya, Kwangmin datang ke kantor Min Young untuk
menjemputnya.
“Min
Young! Disini!”
“ah...disitu
kau rupanya”
“kau juga baru selesai bekerja?” tanya Min
Young
“ya,
hey...bagaimana kalau kita makan malam?” ajak Kwangmin
“hmm...bagaimana
ya??”
“tenang
saja, aku yang traktir”
“kenapa
tidak? Kajja”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
Mereka
berdua makan di Sebuah restoran Kimchi yang terkenal di Seoul, malam ini tempat
itu cukup ramai, mereka mencari tempat kosong dan duduk.
Setelah
memesan, Mereka berdua memulai bercakap-cakap
“Hey, Min
Young, apa hobimu?” tanya Kwangmin
“hmm...mungkin...mendengarkan
musik? Atau memasak?”
“oooh...kau
sudah punya Namjachingu?”
“.....”
“Min
Young....hey!”
“saat
ini...mungkin tidak” kata Min Young dengan tatapan kosong lurus ke depan
“Siapa
namjachingu terakhirmu itu? Siapa namanya? Kau atau dia yang memutuskan
hubungan?”
“kau
bertanya atau memborong baju obral sih?” tanya Min Young marah
“baiklah...aku
hanya ingin mendengar kisah cintamu...ayo, ceritakan” kata Kwangmin dengan
penuh semangat
“...kami
berpacaran 3tahun yg lalu, dan...aku tidak tahu apakah ini bisa disebut
berakhir...aku, bingung”
“dia
meninggalkanmu ke suatu tempat yang jauh?” tanya Kwangmin
“Ya...dia
pergi...ke tempat yg jauh sekali...saat itu, hujan turun sangat der...”
“Annyeong,
maaf menunggu lama, ini makananya...selamat menikmati” tiba-tiba pelayan yang
mengantarkan makanan datang dan malah membuat cerita Min Young terpotong
“aish,
dasar pelayan itu...tidak bisa melihat suasana ya? Cih” omel Kwangmin
“....”
“Min
Young? Jalmeokeseumnida (ayo makan)” kata Kwangmin
“....”
“PARK MIN
YOUNG!” teriak Kwangmin tepat ditelinga Min Young
“Ya...ya!
ada apa?!”
“kau
bengong saja dari tadi, ayo dimakan, nanti dingin!”
”oh...maafkan
aku, aku sedang memikirkan sesuatu tadi, maaf ya, baik aku akan memakannya”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
-Author
POV end-
-Kwangmin
POV
Saat
selesai makan malam, kami pun segera pulang, karena temannya Min Young dan
Youngmin Hyung selalu menghubungi kami agar segera pulang.
Di jalan,
Min Young jadi lebih banyak diam.
Tadi,
saat kami makan malam tadi,
Saat dia
menceritakan tentang mantannya, saat dia termenung
Matanya
terlihat sedih dan...
Pandangannya
kosong
Apa yang
sebenarnya terjadi?
Apa yang
sedang ia pikirkan?
Kenapa
aku jadi kepo(?) begini?
Kenapa
aku jadi ingin tahu semua hal tentang Yeoja ini?
Kenapa
aku selalu ingin berada di dekat yeoja ini?
Ya
tuhan...
Perasaan
apa yang kurasakan ini?
Kenapa
sekilas saat dia menceritakan tentang mantannya kenapa dadaku terasa sesak?
Kenapa?
Kenapa?!
“Ah,
sial!”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
-Kwangmin
POV end-
-Author
POV-
“Yak!
Park Min Young, darimana saja kau? Kau
pergi makan malam bersama seseorang?” Tanya Se Ji kepada Min Young saat ia
masuk ke kamarnya
“Minwoo...”
kata Min Young dengan suara yg kecil
“aku...bagaimana
bisa aku melupakan Minwoo ketika berada di dekat Namja itu?! Aku tidak boleh
melupakan Minwoo! Cintaku dan Minwoo belum berakhir, kan? Se Ji...aku tidak boleh
mencintai Namja itu! Kenapa ia harus pergi! Kenapa Se Ji, kenapa?!” Tangis Min
Young pecah, ia menangis sambil memeluk Se Ji
“Min
Young...kau boleh melupakan minwoo! Kau boleh! Bahkan kau harus melupakan dia!
Cinta mu sedang diuji oleh tuhan, kau tidak boleh seperti ini, kau boleh
mencintai Namja lain, kau boleh! Minwoo tidak akan sedih kalau kau mencintai
Namja lain, justru Minwoo akan senang, aku yakin, Minwoo sedang sedih
sekarang melihatmu begini...carilah
kebahagiaanmu Min Young, Minwoo akan bahagia kalau kau bahagia, ya?” kata Se Ji
yang sedang menenangkan sahabatnya itu, sambil membalas pelukan Min Young
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Paginya,
saat Kwangmin sedang menunggu Min Young di depan apartemen, yang keluar bukan
Min Young, tetapi malah Se Ji
“kau Jo
Kwangmin?” tanya Se Ji
“Ne..kau
temannya Min Young kan?”
“ya...namaku
Se Ji, ada yang ingin aku bicarakan bersamamu, apa kau punya waktu?”
“tentu...”
Lalu
mereka berdua pergi ke sebuah cafe di dekat sana.
“jadi...apa
yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Kwangmin
“tentang
Min Young...apa kemarin kau bertanya sesuatu tentang mantan pacarnya?”
“ya...aku
ingin mendengarkan kisah percintaanya, itu saja...memangnya kenapa?”
“Min
Young tidak akan sanggup menceritakannya kepada mu, biar aku yang cerita” kata
Se Ji
“baik...”
jawab Kwangmin
“mereka
berpacaran 3thn yg lalu, dan bisa dibilang..putus, 1thn yg lalu...”
“ah,
pacarnya meninggalkannya bukan?” tebak Kwangmin
“diam dan
dengarkan ceritaku!
...mereka
berpacaran tgl 29 januari tiga tahun yg lalu, saat hubungan mereka terjalin dua
tahun, yaitu satu tahun yang lalu, tepat tanggal 29 januari, saat mereka
janjian di suatu tempat untuk merayakan dua tahun hubungan mereka. Hujan turun
sangat deras waktu itu, jalanan Licin, cuaca yang dingin membuat kaca berembun,
Min Young terus menunggu kedatangan Minwoo. Tetapi Minwoo tidak juga datang,
lalu, Min Young mendapat telepon dari nomer tak dikenal, saat diangkat,
ternyata kakaknya Minwoo. telepon itu memberitahu, kalau Minwoo sudah tiada,
jalanan yang licin saat itu membuat Minwoo menabrak pembatas jalan, dan
meninggal.
Sejak
saat itu, Min Young jadi sering menyalahkan hujan. Ia pernah bilang ‘aku
ingin mati dengan cara yang sama seperti Minwoo.’ begitu katanya.”
“jadi
karena itu, lalu... kenapa kau menceritakannya kepadaku?” tanya Kwangmin kepada
Se Ji
“besok
aku harus pergi ke luar kota selama sebulan. Aku minta kau menjaga Min Young,
aku tidak ingin dia kenapa-kenapa, aku tahu kau mencintainya, jaga dia. Kau
harus selalu bersamanya. Jangan pernah membuatnya sedih. Kalau berada di
dekatmu, ia bisa melupakan Minwoo. Kau bersedia?”
“aku akan
melakukannya, dan aku Berjanji”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
“Haaaah”
desah Min Young
Malam
ini, Min Young hanya berjalan-jalan sendirian selesai bekerja
Ia rindu
akan tiga tahun yang lalu,
Saat
sedang berjalan sendirian seperti ini, Minwoo bisa saja datang tiba-tiba
seperti malaikat di depannya.
‘Seperti
malaikat, ya’
‘ya, kini
kau adalah seorang malaikat’
‘dulu kau
malaikat tanpa sayap’
‘tapi
kini kau malaikat bersayap’ batin Min Young
Saat
hendak duduk di sebuah kursi taman, seseorang membekap mulut Min Young dan...
“HEY!!!!”
“Yak! Jo
Kwangmin! Kau mengagetkanku!”
“hehe,
maaf tuan putri, aku hanya ingin mengajakmu pulang, tadi aku melihatmu sedang
berjalan di taman ini, sudah larut malam, apa kau tidak lelah?” tanya Kwangmin
“tidak,”
jawab Min Young singkat
“kau
sudah makan malam?” Tanya Kwangmin lagi
“Belum,
kenapa? Kau mau mengajakku makan malam? Tidak, terima kasih”
“hah, aku
kan tidak bilang kalau aku ingin mengajakmu makan malam, aku hanya ingin
mengajakmu pulang, aku kan sudah bilang, tadi!”
“oh...kajja”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
“Min
Young...” panggil Kwangmin
“apa?”
jawab Min Young
“besok,
aku ingin mengajakmu jalan-jalan, kau mau?”
“hm?
Kemana? Boleh saja, besok aku libur”
“Lihat
saja besok” kata Kwangmin misterius
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
TTTRRRR
TTTRRRR
“Yeoboseyo,
Kwangmin? Ne, aku sidah siap...ya ya aku akan keluar...baiikkk”
CKLEK
Saat Min
Young membuka pintu, Min Young dikejutkan dengan kehadiran Kwangmin yang datang
sambil membawa sebuah buket bunga
“This
is for you, my princess, hehe” kata Kwangmin sambil memberikan bunganya
kepada Min Young
“untuk
apa ada bunga segala?”
“sudahlah,
ayo kita pergi!!”
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
Kwangmin
mengajak Min Young ke taman bermain, mereka bermain sepuasnya disana, bahkan
mereka sampai lupa makan siang, padahal sebentar lagi matahari akan sepenuhnya
terbenam.
“Min
Young, bagaimana? Kau senang?” tanya Kwangmin
“aku
lebih dari senang, aku sangat senang” jawab Min Young
“haha...kau
masih punya tenaga untuk malam hari?”
“hm? Kita
akan kemana lagi?”
“nanti
kau akan tahu, hey...tinggal satu lagi yang belum kita naiki”
“ah...
aku tau, Komidi putar,bukan?”
Lalu,
mereka berdua menaiki komidi putar, banyak pasangan kekasih yang menaikinya
juga,
“waaah...seluruh
kota Seoul terlihat dari atas sini...indah sekali” komentar Min Young
“ya...seindah
wajahmu...” kata Kwangmin
“a...apa?”
tanya Min Young
“aku
bilang, indahnya kota Seoul itu seindah Wajahmu, seindah hatimu, seindah
matamu, dan... seindah Cintamu...”
“Kwangmin...jangan
bercanda! Itu...itu tidak lucu”
“untuk
apa juga aku bercanda di saat-saat suasana seperti ini? Suasana seperti ini
harus dimanfaatkan sebaik mungkin, seperti untuk...menyatakan cinta...”
Tiba-tiba
saja, Min Young teringat kata-kata Se Ji
‘kau
boleh mencintai Namja lain, kau boleh! Minwoo tidak akan sedih kalau kau
mencintai Namja lain, justru Minwoo akan senang...carilah kebahagiaanmu Min
Young, Minwoo akan bahagia kalau kau bahagia, ya?’
“Kwang...Kwangmin”
panggil Min Young kepada Kwangmin
“Ya?”
jawab Kwangmin yang tadinya sedang menoleh ke arah jendela dan sekarang menoleh
ke arah Min Young
“Bolehkah...bolehkah
aku mencintaimu?” kata Min Young yang lalu menunduk
“apa?”
“bolehkah
aku mencintaimu?” ulang Min Young sambil masih menunduk
“....”
Kwangmin
terdiam
“Kwangmin?”
panggil Min Young yang akhirnya berani mengangkat wajahnya
Dan saat
Min Young mengangkat wajahnya, Kwangmin memeluknya.
Saat
Kwangmin memeluk Min Young, matahari telah tenggelam sempurna,
Dan hujan
pun turun perlahan bak kelopak bunga mawar yang berjatuhan dari langit.
~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~_~
-Author
POV end-
-Min
Young POV-
“Kwangmin,
terimakasih untuk hari ini” kataku sambil membungkukan badan
“aku juga
berterimakasih” balas Kwangmin
“aku
senang sekali telah menghabiskan waktu seharian ini bersamamu”
“aku
juga...hey, aku ingin meng-ikrarkan sesuatu” kata Kwangmin
“apa
itu?” tanyaku
“Park Min
Young Adalah milik Jo Kwangmin, Jo Kwangmin berjanji akan selalu menjaga dan
akan selalu setia kepada Park Min Young, tidak akan pernah membuat Park Min
Young sedih. Dan berjanji akan membahagiakan Park Min Young” kata Kwangmin sambil
mengangkat tangan kanan nya
“akan aku
ingat janji mu selalu...selamat malam Namjachingu-ku”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Sebulan
sudah aku menjadi Yeojachingu dari Jo Kwangmin, saat Se Ji pulang dari luar
kota, aku menceritakan semua yang terjadi selama sebulan ini.
“kau
berhasil” kata Se Ji
“berhasil
apa?” tanyaku
“yah...kau
berhasil melupakan Minwoo”
“hm, kau
benar” jawabku yang lalu memeluk Se Ji
“haha...Chukkae”
TIIINNNNGGGG
TIIIINNNGGGG
“siapa
itu?” tanya Se Ji
“mungkin
Kwangmin, biar aku yang buka” kataku lalu pergi ke depan pintu
Saat aku
membuka pintu, aku sangat terkejut dengan kehadiran Pikachu raksasa(?) yang
menyodorkan bunga kepadaku
“ini
untukmu, Nona Park Min Young” kata Pikachu itu
“terima
kasih, kau siapa?” tanyaku sambil mengambil bunga itu
“ini
aku...masa kau tidak mengenaliku? Keterlaluan” kata Pikachu itu sambil membuka
kepalanya
“Kwangmin...maaf,
aku tidak tahu”
“tidak
apa....hey, bagaimana kalau besok kita ke taman bunga? Aku ingin sekali
kesana...eotte?” kata Kwangmin
“kenapa tidak?
Besok pukul dua siang?” kataku
“siap!
Aku usahakan agar tidak telat, yasudah...aku harus mengembalikan kostum Pikachu
ini, selamat malam, Chagi...Saranghae” kata Kwangmin sambil mencium keningku
“Nado”
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
-Min
Young POV end-
-Kwangmin
POV-
Kemarin
malam, aku menyewa kostum Pikachu dan datang ke Apartemen Min Young, tapi ia
malah tidak mengenaliku,
Aku ingin
mengajaknya ke Taman Bunga, Min Young sangat suka bunga.
Aku kan berjanji
ingin membahagiakannya.
Saat aku
sudah siap dan hendak berangkat ke Taman Bunga, Manajerku menelpon ku dan
memberitahu bahwa aku harus segera pergi ke tempatnya untuk mencoba beberapa
pakaian, karena aku pikir itu tidak akan lama, jadi aku mengirimkan pesan
kepada Min Young.
To : Min
Young~
Subject :
maaf!
Aku
dipanggil manajerku untuk mencoba beberapa pakaian untuk pemotretan beberapa
hari lagi, tidak akan lama, kau berangkat duluan saja sebelum hujan turun.
Lalu Min
Young membalas, dia bilang tidak apa-apa.
Aku pergi
menggunakan sepeda motor sportku karena mobilku sedang dipakai oleh Youngmin
Hyung.
Akupun
segera melaju cepat ke tempat Manajerku, agar tidak membuat Min Young menunggu
terlalu lama disana.
_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/
Setelah
selesai, aku langsung pergi dari tempat manajerku, tapi Hujan malah turun
dengan deras sekali.
“kenapa
Hujan malah turun? Hujan benar-benar tidak romantis” gerutuku
Karena
tidak ingin Min Young menunggu lama, aku segera pergi secepat mungkin.
Jalanan
sangat licin saat itu, aku telah basah kuyup, tapi aku tidak peduli... yang ada
di pikiranku kini hanya Min Young, aku tidak ingin dia menungguku terlalu lama.
_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/
-Kwangmin
POV end-
- Min
Young POV-
Hujan
turun sangat deras ketika aku sedang menunggu Kwangmin di pintu masuk Taman
Bunga.
Aku
berpikir Kwangmin datang lama sekali karena hujan yang turun tiba-tiba, jadi
aku tetap menunggu Kwangmin disini.
‘Kwangmin...cepatlah
datang, dingin sekali disini’ kataku dalam hati
Karena
sudah lama menunggu, akhirnya aku mencoba untuk menelpon Kwangmin, jadi kalau
dia masih di tempat Manajernya, aku tinggal pulang, karena hujan ini sepertinya
akan lama.
Tuuuut tuuuut
Tuuuut tuuuut
“Yeoboseyo?
Anda kerabat Jo Kwangmin?”
‘siapa
ini yang mengangkat? Kenapa suaranya terdengar panik sekali?’ batinku
“ne...saya
Yeojachingunya, apa Kwangmin nya ada?” tanyaku dengan sopan
“oh,
Namjachingu anda sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit Seoul, ia menabrak
pembatas jalan karena tak mampu mengendalikan sepeda motornya yang melaju
kencang di tengah hujan.”
PRAAK
Aku
menjatuhkan Handphone yang sedang kupegang karena tidak percaya apa yang orang
itu katakan.
Tanpa
berpikir panjang, aku segera menuju rumah sakit Seoul yang tidak jauh dari sini
dengan taksi.
@Seoul
Hospital
Aku
segera menuju resepsionis dan bertanya dimana Kwangmin,
Lalu aku
segera menuju ruang UGD, dan bertanya pada seorang dokter yang keluar dari
ruangan itu.
“dokter,
bagaimana Kwangmin?” kataku sambil berurai air mata
Dokter
itu membuka maskernya dan berkata
“pukul 16:28 sore, maafkan kami” kata dokter itu
lalu pergi
‘Aku
tidak percaya dengan apa yang dokter itu katakan!
Kwangmin
tidak mungkin tiada!
Dia masih
hidup!
Tuhan!’
Tiba-tiba
Se Ji dan Youngmin datang,
Saat
mereka datang, seseorang yang terbaring di kasur putih dan ditutupi selimut
putih keluar dari ruang UGD tempat Kwangmin diperiksa dengan didorong oleh
beberapa suster.
Lalu,
Youngmin membuka bagian atas selimut itu.
“Kwangmin”
“kwangmin...”
“Kwangmin!”
Tangisku
pecah ketika menyadari orang dibalik selimut itu.
Kwangmin,
Dia sudah
tiada...
“KAU
TIDAK MENEPATI JANJIMU! KAU BILANG KAU AKAN MEMBAHAGIAKANKU?! KAU BILANG KAU
AKAN MENJAGAKU?! KAU BILANG KAU AKAN SETIA KEPADAKU! KAU BILANG KAU TIDAK AKAN
MEMBUATKU SEDIH! KAU MENGINGKARI JANJIMU! KENAPA KAU SEPERTI INI? KENAPA KAU
PERGI?! KENAPA?!”
Aku
merasakan semua orang melihat ke arahku karena aku berteriak,
Aku
memeluk dan menggoyang-goyangkan Kwangmin, tapi ia tetap tidak bergerak
Lalu Se
Ji memelukku dan mencoba menjauhiku dari ‘jenazah’ Kwangmin.
Dia sudah
tiada.
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*
Dua bulan
berlalu sejak kematian Kwangmin,
Sepulang
bekerja, aku selalu pergi ke kuburannya, menaburkan bunga setiap harinya.
“Min
Young, kau belum tidur? Cepat tidur! Besok kau kan harus berangkat pagi
sekali!” kata Se Ji yang lalu mematikan lampu kamarku dan keluar
“iyaaa”
teriakku
Lalu di
dalam tidurku,
Aku bermimpi
ada di sebuah taman bunga yang luas sekali,
Bermacam-macam
bunga ada disana, sangat indah dan wangi...
Lalu
seseorang menghampiriku, itu Kwangmin...
“Min
Young, maafkan aku karena aku meninggalkanmu” kata Kwangmin
“Kwangmin...itu
benar-benar kau?” tanyaku
“ya...ini
aku, kalau kau mau...kita bisa terus berkomunikasi seperti ini setiap hari
dalam mimpimu, maaf aku baru datang, di surga aku disuruh memilih pekerjaan,
dan aku memilih menjadi pengatur jodoh, kau tahu? Minwoo menjadi pencabut nyawa,
dan dialah yang mencabut nyawaku saat itu,”
“aku
senang bisa bertemu denganmu...” lalu air mata ku menetes
“hey,
walau aku sudah tidak ada di dunia, tapi aku tetap bisa menepati janjiku, aku
akan membahagiakanmu dengan mencarikan lelaki yang tepat untukmu, aku tidak
akan membuatmu sedih lewat namja itu, dan aku akan tetap setia lewat namja itu,
tapi aku akan menjagamu dari sini” kata Kwangmin sambil menyentuh dadanya
“kau
bertemu dengan Minwoo?” tanyaku
“ya...ia
bilang, pencabut nyawa sangatlah sibuk, makanya ia tidak pernah bisa menemuimu,
ia minta agar aku menjagamu”
“Kwangmin?”
“hm?”
“Kau
janji akan menjagaku?”
“Yes...I’M
PROMISE, dan ada sesuatu yang ingin kusampaikan” kata Kwangmin
“apa
itu?”
“jangan
pernah kau membenci hujan, karena hujan itu adalah Tangisan para penghuni
surga, aku dan Minwoo pergi bukan salahnya Hujan...itu namanya Takdir” Kata
Kwangmin sambil memelukku erat.
{Epilog}
Kini,
seminggu sekali Kwangmin selalu datang di dalam Mimpiku
Dia telah
memilihkan jodohku, Lee Jeongmin namanya.
Sifatnya
yang mirip dengan Kwangmin membuatku nyaman disampingnya.
Gomawo
Kwangmin, Minwoo...
Karena telah
menjadi bagian dari hidupku
Aku
mencintai Kalian.
-Hujan
adalah Tangisan Para Penghuni Surga-
Kim
Chonji –Tears In Heaven-